Produk atau brand sekarang lebih memilih menggunakan micro-influencer daripada macro-influencer karena beberapa alasan yang cukup menarik, terutama terkait dengan efektivitas dan hubungan audiens:
Engagement yang Lebih Tinggi
Micro-influencer biasanya memiliki jumlah followers antara 1.000 hingga 100.000. Walaupun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan macro-influencer, engagement rate (like, comment, share) mereka lebih tinggi. Ini karena followers mereka lebih terlibat secara personal, merasa lebih dekat, dan lebih percaya pada rekomendasi influencer tersebut.
Audiens yang Lebih Niche
Micro-influencer sering kali punya audiens yang lebih spesifik dan sesuai dengan niche tertentu. Brand yang mau menargetkan segmen pasar spesifik lebih memilih micro-influencer karena mereka bisa menjangkau audiens yang lebih tertarget dan relevan dengan produk yang ditawarkan.
Lebih Otentik dan Terpercaya
Micro-influencer sering dilihat sebagai lebih otentik, karena mereka biasanya lebih transparan dan kurang terkesan “dibayar” hanya untuk promosi. Followers mereka cenderung melihat rekomendasi mereka sebagai pendapat pribadi yang jujur, bukan sekadar iklan.
Biaya Lebih Terjangkau
Dari segi budget, menggunakan micro-influencer jauh lebih terjangkau daripada macro-influencer. Dengan anggaran yang sama, brand bisa bekerja sama dengan banyak micro-influencer untuk menjangkau beberapa segmen pasar sekaligus. Ini lebih efisien daripada membayar satu macro-influencer dengan biaya yang lebih tinggi.
Kedekatan dengan Audiens
Micro-influencer lebih mudah berinteraksi secara personal dengan followers mereka, seperti membalas komentar atau pesan langsung. Ini menciptakan hubungan yang lebih erat antara influencer dan audiensnya, sehingga rekomendasi produk dari mereka terasa lebih personal dan meyakinkan.
Tingkat Konversi yang Lebih Baik
Karena micro-influencer memiliki kedekatan dengan followers-nya dan konten mereka lebih relevan, tingkat konversi (penjualan atau tindakan dari followers) biasanya lebih baik. Followers mereka cenderung lebih mempercayai rekomendasi, sehingga kemungkinan mereka untuk membeli produk lebih besar.
Secara keseluruhan, brand melihat bahwa bekerja sama dengan micro-influencer memberikan hasil yang lebih efektif, relevan, dan cost-efficient dibandingkan dengan macro-influencer, terutama untuk kampanye pemasaran yang lebih fokus pada engagement dan konversi.