Sejarah Percetakan 3D: Sebuah Revolusi Teknologi yang Sedang Dibuat
Dalam sejarah terkini, pencetakan 3D telah menjadi hal yang umum, tetapi asal-usulnya sudah ada jauh sebelum yang Anda kira. Sejak awal kemunculannya di tahun 1980-an, pencetakan 3D telah berevolusi dari teknologi eksperimental dengan sedikit aplikasi, menjadi salah satu metode produksi paling serbaguna di dunia.
Dalam artikel ini, kita akan meninjau kembali sejarah pencetakan 3D selama puluhan tahun dan berbagai perkembangan yang telah dialaminya selama ini. Kita akan membahas evolusi kemampuan pencetakan 3D selama bertahun-tahun, hingga teknologi terobosan saat ini.
Semakin banyak Anda mengetahui tentang sejarah pencetakan 3D, semakin Anda akan memahami potensinya yang terus berkembang, cara memilih vendor yang paling mampu untuk layanan pencetakan 3D, dan cara memastikan proyek Anda berikutnya dioptimalkan untuk keberhasilan.
Garis Waktu Singkat Sejarah Percetakan 3D:
1960-an – Teknologi inkjet dikembangkan.
1971 – Johannes F. Gottwald mematenkan perangkat Perekam Logam Cair.
1980 – Dr. Hideo Kodama meneliti plastik cair yang mengeras setelah terkena cahaya.
1982 – Raytheon mematenkan bubuk logam untuk menggabungkan lapisan.
1987 – Chuck Hull membangun printer 3D pertama di dunia.
2005 – Adrian Bowen membangun printer 3D cetak mandiri pertama di dunia.
2006 – Percetakan 3D hadir di komputer desktop rumah.
2011 – Ekspansi cepat ke pasar saat ini.
2013 – Dukungan presiden terhadap pencetakan 3D.
Tahun 2020-an – Peralatan pencetakan 3D baru merevolusi industri.
Apa Sejarah Percetakan 3D?
Teletype Corporation membuat sejarah pencetakan 3D pada tahun 1960-an dengan teknologi Inkjet, sebuah cara untuk mentransmisikan setetes material ke kertas secara elektronik. Perangkat pertama dapat mencetak hingga 120 karakter per detik dan menggunakan material seperti lilin cair.
Pada tahun 1971, Johannes F. Gottwald mematenkan perangkatnya yang disebut Liquid Metal Recorder. Tujuan dari perangkat ini adalah untuk mengatur tetesan logam cair dalam pola yang akan membentuk objek logam padat setelah kering. Paten ini sekarang dianggap sebagai cikal bakal pembuatan prototipe cepat dan pencetakan 3D.
Printer 3D Pertama dalam Sejarah
Seorang penemu bernama Chuck Hall membuat printer 3D pertama pada tahun 1987, yang menggunakan proses ekstrusi material untuk mencetak material berdasarkan dimensi spasial dari berkas data terkomputerisasi. Pencetakan 3D sangat mendasar dan menghasilkan satu lapisan pada satu waktu. Ia kemudian mematenkan lebih banyak konsep, termasuk berkas STL yang masih digunakan dalam pengembangan proyek saat ini.
Pada era awal sejarah pencetakan 3D ini, material rentan melengkung cukup sering. Printer 3D sangat mahal dan terbatas pada pabrik manufaktur industri komersial. Masih butuh waktu sebelum studio desain dan fabrikasi dapat menggunakan pencetakan 3D untuk patung, instalasi seni, dan replika produk.
Sejarah Percetakan 3D Terbaru
Industri pencetakan 3D tetap tersembunyi di pabrik-pabrik hingga tahun 2005, ketika Adrian Bowyer meluncurkan Proyek RepRap di Inggris. Kependekan dari Replicating Rapid Prototyper, tujuan dari proyek RepRap adalah untuk mengembangkan printer 3D yang dapat membuat sebagian besar komponennya sendiri. Lebih dari sekadar printer, ini adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk menyederhanakan pembuatan dan distribusi produk-produk kompleks dengan memungkinkan mereka untuk memproduksi komponen-komponennya sendiri.
Kemajuan teknologi yang dibuat oleh proyek RepRap menghasilkan mesin Darwin, perangkat pembuatan prototipe cepat, dan meningkatnya popularitas printer 3D di kalangan masyarakat.
sumber : https://www.bridgewaterstudio.net/blog/3d-printing-history-a-technology-revolution-in-the-making