Ketika kita belanja, sering banget kita nemuin produk dengan kualitas yang mirip, bahkan sama persis, tapi harganya beda jauh. Kenapa bisa gitu? Jawabannya adalah branding.

- Apple vs. Merek PC
Kita semua pasti tahu Apple, kan? Produk-produknya seringkali lebih mahal dibanding laptop atau smartphone dari merek PC dengan spesifikasi yang hampir sama. Itu karena Apple punya citra merek yang kuat, mulai dari desain, inovasi, sampai pengalaman pengguna yang terkesan eksklusif. Jadi, kita bukan cuma bayar untuk barangnya, tapi juga untuk nilai tambah yang diberikan Apple.
- Nike vs. Merek Olahraga Lokal
Nike, merek olahraga terkenal yang selalu dijamin kualitasnya, bisa dibilang punya harga yang lebih tinggi dibandingkan merek lokal yang menawarkan produk serupa. Padahal, kualitasnya mungkin aja gak jauh beda. Inilah kekuatan branding yang bikin orang lebih rela bayar lebih untuk merek yang udah punya nama besar.
- Starbucks vs. Warung Kopi Lokal
Starbucks udah jadi simbol tempat ngopi yang gak cuma soal rasa kopi, tapi juga pengalaman. Di satu sisi, kopi Starbucks lebih mahal dibandingkan kopi dari warung lokal meski rasa dan kualitasnya mungkin sama aja. Tapi karena Starbucks udah bangun suasana nyaman dan eksklusif, itu yang bikin orang lebih milih bayar lebih buat kopi mereka.
- Rolex vs. Merek Jam Lokal
Rolex, merek jam mewah yang udah terkenal banget, harganya bisa selangit, meski ada jam lokal dengan fungsi serupa yang lebih terjangkau. Tapi, karena Rolex punya citra mewah dan sejarah panjang, orang lebih rela bayar lebih buat itu. Branding-nya yang kuat bikin harga mereka melonjak tinggi.
semua contoh di atas nunjukin kalau branding yang keren bisa banget ngebuat harga suatu produk lebih tinggi, meskipun kualitasnya sebanding dengan yang lain. Makanya, waktu kita pilih produk, nggak cuma milih barangnya, tapi juga cerita dan nilai yang dibawa merek itu.