
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini menjadi bagian penting dalam kehidupan digital kita. Tanpa disadari, AI mempengaruhi berbagai keputusan yang kita buat sehari-hari, mulai dari konten yang kita lihat di media sosial, musik yang kita dengarkan, hingga produk yang kita beli secara online. AI bekerja di balik layar dengan menganalisis data dan menciptakan rekomendasi yang terasa personal dan relevan.
Dikutip dari Situs Resmi MIT Technology Review, salah satu cara utama AI membentuk preferensi pengguna adalah melalui algoritma pembelajaran mesin (machine learning). Algoritma ini mempelajari pola perilaku pengguna dari aktivitas sebelumnya, seperti riwayat pencarian, waktu interaksi, dan jenis konten yang sering diklik. Dengan data ini, AI bisa memprediksi apa yang disukai pengguna dan menampilkan lebih banyak konten serupa.
Dalam platform media sosial, misalnya, AI bertugas menyusun urutan konten yang muncul di beranda pengguna. Postingan yang mendapat banyak perhatian dari pengguna sebelumnya akan lebih sering ditampilkan. Hal ini membuat pengguna cenderung mengkonsumsi informasi dalam satu arah tertentu, yang akhirnya membentuk pola pikir atau preferensi terhadap suatu topik atau jenis konten.
Di dunia e-commerce, AI berperan penting dalam menyarankan produk. Sistem rekomendasi akan menunjukkan barang-barang yang kemungkinan besar sesuai dengan selera atau kebutuhan pengguna, berdasarkan transaksi sebelumnya dan preferensi konsumen lain yang memiliki pola serupa. Ini membuat pengalaman belanja menjadi lebih cepat dan efisien, meski di sisi lain juga bisa mendorong konsumsi berlebihan.
AI juga berperan dalam layanan hiburan seperti musik dan film. Spotify, Netflix, dan platform sejenis menggunakan AI untuk menyarankan lagu atau tayangan berdasarkan kebiasaan mendengarkan atau menonton pengguna. Semakin sering seseorang menggunakan layanan tersebut, semakin akurat rekomendasi yang diberikan, sehingga preferensi pengguna dibentuk dan diperkuat secara bertahap.
Meski banyak manfaatnya, penggunaan AI dalam membentuk preferensi pengguna juga menimbulkan sejumlah tantangan. Salah satunya adalah munculnya “filter bubble” atau gelembung informasi, di mana pengguna hanya terpapar pada informasi atau perspektif yang selaras dengan kebiasaan mereka. Akibatnya, keberagaman informasi menjadi terbatas dan bisa menghambat pemikiran kritis.
Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk tetap sadar bahwa apa yang mereka lihat secara online tidak selalu netral. AI bekerja berdasarkan data dan pola yang sudah terbentuk, bukan berdasarkan nilai kebenaran atau keberimbangan informasi. Dengan kesadaran ini, kita bisa menggunakan teknologi secara lebih bijak dan tetap terbuka terhadap perspektif yang berbeda.