Pernah nggak sih, kamu lihat brand minuman kopi yang katanya paling cocok buat Leo karena berani, atau skincare yang cocok buat Pisces yang katanya sensitif? Yup, tren marketing berbasis astrologi makin sering muncul di feed media sosial. Pertanyaannya, emang brand perlu punya ‘zodiak’ juga? Atau ini cuma tren musiman yang bakal lewat kayak tren Crocs bertabur hiasan?
Astrologi memang punya tempat spesial di hati banyak orang. Walau kesannya mitos, tapi topik zodiak itu asyik buat jadi bahan obrolan, konten viral, sampai strategi marketing. Makanya, beberapa brand mulai masuk ke ranah ini buat deket sama konsumennya. Bukan cuma asal ikut-ikutan, tapi karena astrologi bisa bikin brand lebih personal dan relate sama audiensnya.
Coba bayangin, kamu jual produk parfum, lalu bikin campaign “Wangi Paling Cocok Buat Scorpio yang Mysterious” atau “Parfum yang Pas Buat Virgo yang Rapi dan Perfeksionis”. Selain lucu, cara ini bisa nambah engagement karena audiens bakal penasaran sama zodiaknya dan share ke temen-temen. Marketing rasa ramalan kayak gini sukses karena bikin orang merasa spesial dan diperhatiin.
Tapi, bukan berarti semua brand harus buru-buru bikin zodiak versi produk mereka. Penting buat tahu dulu siapa target market kamu. Kalau produkmu buat anak muda yang doyan scroll feed sambil baca ramalan asmara, bolehlah coba. Tapi kalau produkmu lebih ke alat teknik berat, kayaknya nggak lucu juga kalau bikin campaign “Obeng Ini Paling Cocok Buat Taurus, Keras Kepala dan Kuat!”
Astrologi juga bisa dipakai buat tentuin persona brand. Misal, brand fashion yang pengen dikenal berani, edgy, dan out of the box bisa pilih persona Leo. Atau brand buku yang kalem, puitis, dan suka overthinking bisa ambil persona Pisces. Gaya kayak gini bikin brand lebih gampang bikin tone of voice dan konsep campaign yang nyambung.
Meski seru, marketing astrologi juga ada risikonya. Jangan sampai terlalu maksa atau jatuh ke stereotip yang malah bikin audiens males. Contoh, terlalu lebay bilang Aries selalu emosian atau Cancer baperan bisa bikin sebagian orang tersinggung. Kuncinya, humorin aja, jangan dibawa serius.
Tren ini juga cocok buat bikin interaksi di media sosial. Polling, quiz “Kamu Zodiak Apa, Produk Kami yang Mana?”, atau konten meme zodiak selalu punya tempat di hati netizen. Selain seru, cara ini juga ampuh buat nambah followers dan bikin brand kamu lebih santai dan akrab di mata audiens.
Jadi, perlu nggak sih brand punya ‘zodiak’? Jawabannya: kalau cocok sama market dan konsep brand kamu, kenapa tidak? Yang penting tetap relevan, kreatif, dan jangan asal ikut tren biar keliatan gaul. Ingat, astrologi itu tools, bukan kewajiban. Pinter-pinter aja manfaatinnya biar cuan makin lancar, feed makin rame, dan brand makin akrab di hati followers.