Pernah gak, kamu udah bikin promo super menarik, desain feed Instagram udah niat, caption udah dibumbui kata-kata manis, bahkan udah pasang iklan. Eh, tiba-tiba ada yang klik, masuk ke website, liat-liat produk, masukin barang ke keranjang… tapi setelah itu, hilang begitu saja. Kayak ditelan lubang hitam. Itulah yang sekarang dikenal sebagai konsumen ghosting di dunia digital marketing.
Kalau biasanya istilah ghosting itu dipakai di dunia percintaan, di mana seseorang tiba-tiba hilang tanpa kabar setelah deket intens, ternyata dunia marketing juga gak kalah dramanya. Bedanya, di sini yang ngilang itu calon pembeli. Awalnya antusias, ngintip produk, nanyain harga, bahkan kadang udah checkout setengah jalan. Tapi begitu tinggal klik ‘beli sekarang’, mendadak raib tanpa jejak.
Fenomena ini makin sering terjadi seiring makin padatnya interaksi digital. Orang-orang kini terbiasa scroll sana-sini, klik ini-itu, lalu berpindah ke hal menarik berikutnya. Kadang bukan karena produkmu kurang menarik, tapi karena dunia digital itu kayak pasar malam, terlalu banyak yang bisa diliat dalam waktu singkat. Sekejap perhatian mereka bisa kabur ke video kucing lucu atau promo brand lain yang tiba-tiba lewat.
Tapi tentu, ada juga faktor internal yang bikin orang mendadak urung beli. Mulai dari harga yang tiba-tiba terasa mahal pas liat total belanja, ongkir yang gak manusiawi, sampai proses checkout yang ribet kayak ngisi formulir KTP. Belum lagi kalau website-nya lemot, desainnya bikin sakit mata, atau testimoninya terkesan terlalu dibuat-buat. Hal-hal kecil kayak gitu bisa jadi alasan kenapa calon konsumen kabur tanpa pamit.
Di sisi lain, rasa urgensi juga punya peran penting. Kalau promomu terkesan “masih bisa besok” atau gak ada batas waktu, orang bakal dengan mudah mikir, “Ntar aja deh.” Masalahnya, di dunia digital, ‘ntar’ itu seringkali jadi lupa total. Apalagi kalau pas lagi checkout, ada notif TikTok masuk, scroll bentar, terus ketemu video lucu. Selesai sudah.
Fenomena ghosting ini wajar terjadi di dunia digital yang serba cepat. Tapi bukan berarti gak bisa diatasi. Kuncinya ada di cara kamu membangun pengalaman belanja yang cepat, simpel, dan nyaman. Mulai dari checkout yang ringkas, pilihan pembayaran yang lengkap, sampai visual website yang ramah mata. Hal-hal kayak gini, sekilas remeh, tapi efeknya besar buat bikin orang stay.
Selain itu, membangun kepercayaan juga penting. Karena di dunia online, orang gak bisa pegang langsung barangnya, jadi tampilan website yang rapi, testimoni asli, serta jaminan keamanan transaksi jadi pegangan utama mereka. Kalau semua itu udah kamu siapkan, peluang ditinggal ghosting bisa jauh berkurang.
Pada akhirnya, jangan baper kalau calon pembeli tiba-tiba kabur. Itu bukan akhir dari segalanya. Justru jadikan itu alarm buat evaluasi. Bisa jadi ada hal kecil yang perlu diperbaiki. Karena dalam dunia digital marketing, yang paling tahan banting dan cepat move on lah yang bakal menang. Toh, besok akan selalu ada konsumen baru yang datang — tinggal gimana caranya bikin mereka betah.