Di era sekarang, gampang banget tergoda buat beli ini-itu. Promo paylater di mana-mana, cicilan nol persen tinggal klik, barang langsung dikirim. Tapi hati-hati, itu semua bisa jadi jebakan utang konsumtif yang diam-diam menggerogoti keuangan kamu.
Utang konsumtif itu utang yang dipakai buat hal-hal konsumsi, bukan investasi. Misalnya, cicilan HP baru biar tampil kece, beli sepatu branded padahal yang lama masih bagus, atau nongkrong tiap minggu pakai kartu kredit. Kesannya sepele, tapi kalau kebiasaan, dompet bisa tekor, mental bisa stres.
Masalahnya, barang-barang itu nilainya nggak naik, malah turun. HP bakal usang, baju bakal ketinggalan tren, tapi cicilannya? Tetap harus dibayar tiap bulan, lengkap dengan bunganya.
Beda cerita kalau utang itu buat hal produktif, misalnya modal usaha kecil-kecilan, bayar kursus buat ningkatin skill, atau beli laptop buat kerja. Minimal, utang itu menghasilkan sesuatu.
Kalau kamu udah terlanjur terjebak utang konsumtif, jangan panik. Mulai susun ulang keuangan kamu. Prioritaskan lunasin utang berbunga tinggi dulu. Coba kurangi gaya hidup konsumtif dan tahan diri buat nggak tambah utang baru.
Intinya, punya utang itu nggak salah, asal tujuannya jelas dan masih sesuai kemampuan. Tapi kalau utangnya cuma buat gaya hidup, itu tandanya kamu perlu rem, bukan gas.
Ingat, hidup itu bukan buat pamer, tapi buat nyaman. Jadi, yuk belajar bilang “nggak dulu deh” ke godaan belanja yang nggak penting. Dompet kamu bakal makasih nanti!