Profit semu (economic profit atau supernormal profit) merujuk pada keuntungan ekonomi yang diperoleh suatu perusahaan atau usaha ketika pendapatan yang dihasilkan melebihi biaya ekonomi total. Profit semu berbeda dengan laba akuntansi (accounting profit), yang hanya memperhitungkan biaya-biaya eksplisit atau biaya akuntansi.
Untuk memahami konsep ini, kita dapat mempertimbangkan dua jenis biaya:
Biaya Eksplisit: Ini mencakup semua biaya yang secara langsung dikeluarkan dan tercatat dalam laporan keuangan perusahaan, seperti biaya bahan baku, upah pekerja, biaya sewa, dan biaya lainnya.
Biaya Implisit (Opportunity Cost atau Biaya Ekonomi): Ini adalah nilai terbaik dari alternatif yang dikorbankan ketika sumber daya perusahaan digunakan untuk suatu tujuan tertentu. Biaya implisit mencakup nilai yang tidak selalu tercatat secara eksplisit dalam laporan keuangan, tetapi merupakan bagian dari kalkulasi profit semu.
Jika pendapatan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan melebihi biaya eksplisit dan implisitnya, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan memperoleh profit semu. Profit semu menunjukkan bahwa perusahaan dapat menghasilkan keuntungan lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk menutupi biaya-biaya eksplisit dan implisitnya. Ini dapat menarik perhatian perusahaan lain untuk masuk ke industri tersebut, sehingga seiring waktu, persaingan dapat menyebabkan profit semu menjadi lebih kecil.
Profit semu juga sering dikaitkan dengan konsep "keuntungan ekonomi bersih" karena mencerminkan keuntungan yang lebih besar daripada tingkat keuntungan normal atau yang diharapkan dalam jangka panjang. Konsep ini penting dalam analisis ekonomi dan strategi bisnis.