Aset adalah sumber-sumber daya bernilai ekonomi milik pribadi/perusahaan dan diharapkan bisa menghasilkan keuntungan di masa mendatang. Sementara itu di dunia akuntansi, pengertian aset adalah komponen aktiva tercantum dalam laporan neraca dan dibandingkan jumlahnya dengan pasiva (liabilitas dan ekuitas). Meski banyak orang menggunakan istilah “aset” untuk menyebut benda milik seseorang, nyatanya aset tidak harus selalu dimiliki 100% oleh pemegangnya. Sebagai contoh, sebuah perusahaan memiliki mesin operasional yang kepemilikannya 100% didanai dari hutang. Mesin operasional tersebut tetap diperlakukan sebagai aset. Akan tetapi, sebagai gantinya perusahaan mengeluarkan biaya pembayaran hutang dari segi liabilitas.
Sifat-Sifat Aset
Setelah mempelajari pengertian aset, kali ini kita akan membahas beberapa ciri-ciri aset yang membedakannya dari jenis kekayaan lainnya. Selengkapnya tentang sifat aset adalah sebagai berikut.
1.Memiliki Nilai Ekonomi
Sifat pertama aset adalah memiliki nilai ekonomi, sehingga dapat diperjualbelikan atau ditukar menjadi kas. Oleh karenanya, benda-benda yang dapat dikategorikan sebagai aset hanyalah benda-benda dengan daya guna dan masih diinginkan oleh pembeli. Semahal dan seunik apapun sebuah benda, tidak dapat digolongkan sebagai aset jika tidak punya daya guna.
Dapat Menghasilkan Keuntungan di Masa Depan
Selain punya daya guna, aset juga memiliki sifat dapat menghasilkan keuntungan di masa depan. Keuntungan tersebut dapat diperoleh dengan cara berbeda-beda, mulai dari melalui penjualan sampai pemanfaatan untuk operasional bisnis.
Dikuasai Oleh Suatu Pihak
Sifat selanjutnya aset adalah dikuasai oleh suatu pihak, baik dengan sertifikat kepemilikan atau belum bersertifikat. Anda hanya bisa menyebut sebuah kekayaan sebagai “aset” jika pengelolaan dan pemanfaatannya telah dieksploitasi oleh pihak tertentu.Sebaliknya, jika Anda menemukan suatu harta tapi tidak tahu siapa pemiliknya, maka Anda tidak dapat menyebut harta tersebut sebagai aset. Kecuali terjadi pemindahan hak milik harta tersebut secara sah kepada Anda.
Berasal dari Transaksi di Masa Lalu
Sifat terakhir aset adalah diperoleh dari transaksi di masa lalu. Anda tidak dapat menggolongkan kekayaan yang diperoleh di masa mendatang sebagai aset, karena penguasaannya masih belum pasti. Sebagai contoh, Anda menjual mobil seharga Rp200 juta secara kredit kepada seorang teman. Per bulan ini, Anda telah mendapatkan pembayaran sebesar Rp175 juta. Dengan demikian, jumlah aset Anda hanyalah Rp175 juta, bukan Rp200 juta.
Jenis-Jenis Aset Berdasarkan Konversi
Setelah membahas pengertian aset dan sifatnya, kali ini kita akan membahas jenis-jenis aset. Ada beberapa cara membagi jenis aset, yaitu berdasarkan konversi, fungsi, dan fisiknya. Pada bagian pertama ini, kita akan membahas jenis aset berdasarkan konversi (proses mengubahnya menjadi kas).
Aset Lancar
Aset lancar adalah aset dengan tingkat likuiditas tinggi, sehingga dapat diubah bentuknya menjadi kas dengan cepat. Jika ingin mencairkan aset lancar menjadi kas, Anda tidak perlu menunggu waktu lama untuk memprosesnya. Beberapa contoh aset lancar adalah saldo bank, deposito, obligasi, saham bursa, dan piutang.
Aset Tidak Lancar
Sementara itu, aset tidak lancar adalah kebalikan dari aset lancar. Akuntan punya istilah lain guna menyebut jenis aset satu ini, yaitu aset tetap.Aset tidak lancar/aset tetap adalah aset yang likuiditasnya rendah, sehingga mengubahnya menjadi kas membutuhkan berbagai prosedur. Sekali dicairkan, aset tidak lancar akan susah didapatkan lagi, karena pemindahan kekuasaannya juga sulitBeberapa contoh aset tetap adalah brand, merk dagang, data supplier, channel distribusi, bangunan, mesin, dan tanah.