Risiko investasi adalah kondisi di mana investor berpeluang mengalami kerugian akibat aktivitas investasi yang ia lakukan. Dengan kata lain, imbal hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya.
Biasanya, risiko sebuah berbanding lurus dengan imbal hasilnya. Jika keuntungan investasi tinggi, maka risiko yang diperoleh tinggi. Begitu juga sebaliknya, apabila keuntungan rendah, risikonya pun akan rendah. Hal ini yang sering disebut sebagai high risk-high return. Itu sebabnya, sangat penting bagi Anda untuk mengenali serta memahami jenis dan profil risiko investasi. Hal tersebut sangat bermanfaat untuk menentukan produk investasi apa yang paling cocok dengan Anda.
Jenis Risiko Investasi
Secara garis besar, risiko sebuah investasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Berikut ulasan lengkap mengenai kedua jenis risiko ini.
Risiko Sistematis (Systematic Risk)
Risiko sistematis adalah jenis risiko eksternal yang tidak dapat dihindari atau dikendalikan. Jenis ini dapat mempengaruhi semua efek dan tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Berikut ini yang termasuk risiko sistematis.
Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)
Jenis risiko investasi selanjutnya adalah risiko tidak sistematis. Berbeda dengan sebelumnya, risiko ini bisa dihindari atau dikendalikan dalam bentuk portofolio investasi atau melakukan diversifikasi. Berikut yang termasuk dalam risiko tidak sistematis.
Jenis Profil Risiko Investasi
Setelah mengetahui jenis-jenisnya, Anda harus bisa mengetahui tipe profil risiko yang Anda miliki. Profil risiko investasi adalah cara untuk mengetahui tingkat toleransi pada suatu risiko saat melakukan investasi.
Tipe profil ini wajib dipahami karena saat berinvestasi, Anda akan menghadapi beragam risiko yang berbeda, tergantung dari jenis investasi yang dipilih sebelumnya. Berikut jenis-jenis yang harus Anda ketahui.
Profil Risiko Konservatif
Profil risiko investasi pertama adalah konservatif. Tipe profil ini cenderung memilih investasi yang aman dengan risiko rendah. Biasanya, rencana jangka waktu investasinya antara 1-3 tahun.
Investor tipe konservatif akan menyukai produk-produk investasi yang stabil, contohnya reksadana, emas, deposito, hingga Surat Berharga Negara (SBI). Mereka akan lebih toleran terhadap risiko rendah dan cenderung menarik aset saat nilainya turun.
Profil Risiko Moderat
Investor yang termasuk dalam tipe risiko moderat akan lebih berani untuk mengambil risiko besar, namun tetap berhati-hati saat menentukan instrumen aset. Di sini, investor akan berusaha menyeimbangkan antara risiko dengan imbal hasil sehingga mampu meraih keuntungan optimal.
Dengan rencana jangka waktu investasi antara 3-4 tahun, instrumen yang dipilih adalah reksadana pendapatan tetap dan reksadana pendapatan campuran. Biasanya, mereka punya insting yang tinggi dan terus memonitor aset-aset tersebut jika nilainya turun.
Profil Risiko Agresif
Jenis profil risiko terakhir adalah agresif. Tipe investor ini memiliki tujuan untuk mengembangkan nilai pokok investasi dengan tingkat keuntungan maksimal dalam jangka panjang, biasanya lebih dari 4 tahun.
Tak hanya itu, sesuai namanya, tipe profil ini jauh lebih berani dalam mengambil risiko. Mereka cenderung tidak akan mencairkan aset walau nilainya mengalami penurunan signifikan. Maka, aset yang cocok bagi investor tipe agresif adalah saham hingga crypto.
Cara Mengatasi Risiko Investasi
Seperti yang dijelaskan di atas, risiko investasi berbanding lurus dengan imbal hasilnya. Jika Anda memilih investasi dengan imbal hasil tinggi, maka Anda harus siap dengan risiko yang tinggi pula.
Meskipun begitu, tenang saja. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau meminimalisir risiko suatu investasi. Dengan demikian, Anda bisa berinvestasi dengan tenang tanpa mengalami kerugian signifikan. Berikut ulasannya.
Tentukan Aset yang Mau Dipilih
Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menentukan target apa yang mau dicapai dari investasi ini. Anda harus menentukan mau investasi dalam jangka waktu berapa lama, jenis investasi yang mau diambil, hingga faktor risiko yang siap dihadapi.
Lakukan Diversifikasi Investasi
Cara mengatasi risiko bisnis lainnya adalah dengan melakukan diversifikasi investasi. Maksudnya, Anda tidak bisa menaruh semua dana dalam satu instrumen saja, melainkan harus disebar ke beberapa portofolio. Kelebihannya, jika salah satu aset mengalami kerugian, Anda masih bisa mendapatkan keuntungan dari aset lain.
Awasi Investasi secara Rutin
Untuk meminimalisir risiko investasi, Anda harus mengawasi semua aset instrumen Anda secara rutin. Hal ini perlu dilakukan agar Anda tetap aware saat nilai aset sedang tinggi, atau saat aset sedang mengalami kerugian masif. Dengan demikian, Anda berpeluang mendapat profit tinggi dan menghindari kerugian.
Waspada Penipuan
Poin yang tak kalah penting adalah wajib mengecek perusahaan yang hendak Anda investasikan. Apakah perusahaan tersebut sudah terdaftar secara legal dan resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)? Apakah catatan keuangan perusahaan tersebut bagus?
Hal ini tak lepas dari banyaknya kasus penipuan yang terjadi, khususnya di dunia investasi. Kesalahan membeli aset pada platform yang tak terpercaya bisa berakibat fatal, salah satunya adalah kehilangan pendapatan.