Dalam menentukan patokan harga untuk pelanggan, pertama-tama penting untuk memahami dengan baik target pasar dan segmen pelanggan yang ingin kita layani. Analisis mendalam perilaku pembelian pelanggan akan sehingga dapat membantu kita menentukan harga yang sesuai dengan nilai yang mereka anggap wajar dan bersedia bayar.
Selanjutnya, kita perlu mempertimbangkan biaya produksi atau akuisisi barang/jasa yang ditawarkan. Menghitung biaya-biaya tersebut dengan cermat akan membantu kita menetapkan harga yang cukup untuk menutupi biaya produksi, sambil memperoleh keuntungan yang diinginkan.
Selain itu, perlu juga mempertimbangkan harga yang ditetapkan oleh pesaing dalam pasar yang sama. Menganalisis harga pesaing dapat memberikan gambaran tentang harga yang wajar dan kompetitif di pasar tersebut. Namun, harga yang ditetapkan tidak selalu harus sama dengan pesaing, tergantung pada posisi merek dan diferensiasi produk/jasa yang ditawarkan.
Penting untuk juga memperhitungkan nilai tambah yang diberikan oleh produk atau jasa kita. Apakah ada fitur atau manfaat tambahan yang membuat produk atau jasa kita lebih bernilai dibandingkan pesaing? Jika ya, maka kita dapat mempertimbangkan menetapkan harga yang sedikit lebih tinggi untuk merefleksikan nilai tambah tersebut.
Selanjutnya, kita harus memperhitungkan siklus hidup produk/jasa. Apakah produk atau jasa tersebut berada pada tahap pengenalan, pertumbuhan, matang, atau penurunan? Harga yang ditetapkan dapat disesuaikan dengan tahapan siklus hidup produk/jasa untuk memaksimalkan pendapatan dan keuntungan.
Selain faktor internal, faktor eksternal seperti kondisi ekonomi, tren pasar, dan regulasi juga perlu dipertimbangkan. Kondisi ekonomi yang lesu atau meningkatnya persaingan di pasar dapat memengaruhi harga yang kita tetapkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan yang berkelanjutan terhadap kondisi eksternal tersebut.