1. Membuat Laporan Keuangan
Ada banyak perusahaan yang mengira bahwa ketika telah mendapatkan keuntungan yang besar, maka perusahaan tersebut telah dikatakan sehat. Belum tentu! Kita tidak bisa menilai kesehatan perusahaan hanya dari segi keuntungan saja, tetapi melihat dari banyak aspek. Prinsipnya perusahaan yang sehat pabila keuntungan yang diperoleh bisa lebih besar daripada pengeluaran. Di sinilah Anda harus membuat laporan keuangan dalam pencatatan yang rapi sehingga mudah ditelusuri pos-pos yang sekiranya memboroskan biaya pengeluaran.
Selain dijadikan sebagai basis mengukur kesehatan keuangan perusahaan, laporan keuangan juga dapat Anda jadikan sebagai dasar pertimbangan ketika hendak mengambil keputusan finansial perusahaan.
2. Tentukan Porsi Keuangan
Porsi keuangan yang dimakusd seperti pembagian total pemasukan ke beberapa pos misalnya pembayaran gaji, pembayaran hutang, biaya operasional dan lain sebagainya.
Jadi hal pertama yang harus Anda lakukan dalam menentukan porsi keuangan adalah menentukan berapa porsi yang Anda pakai dalam berbagai kebutuhan perusahaan Anda.
Penentuan porsi keuangan ini harus disepakati di awal, agar nantinya dapat berjalan secara terstruktur.
Anda bisa mengambil contoh ini, misalnya Anda menerapkan pola porsi keuangan dengan angka 30:30:30. Maksud dari angka tersebut adalah 30% Anda gunakan dalam biaya operasional untuk bulan depan seperti listrik, sewa gedung dan lain sebagainya.
30% Anda gunakan untuk menggaji karyawan, dan 30% sisanya bisa Anda gunakan untuk pembangunan perusahaan. Dengan menentukan porsi keuangan, Anda bisa mengatur keuangan perusahaan dengan rapi.
3. Buat Pembukuan yang rapi
Strategi mengatur keuangan perusahaan ini sudah tidak asing lagi bagi perusahaan berskala besar. Mengapa demikian, karena keuangan perusahaan yang besar sudah tentu diolah oleh orang profesional di bidangnya.
Sangat jarang ada perusahaan berskala kecil menggunakan strategi ini. Padahal membuat pembukuan rapi tidak kalah penting dari strategi mengatur keuangan perusahaan lainnya.
Dengan adanya pembukuan, Anda bisa mencatat semua transaksi berupa pemasukan dan pengeluaran.
Hal itu dilakukan agar Anda lebih mudah memantau bagaimana situasi keuangan perusahaan Anda.
4. Mengurangi Risiko
Risiko berarti pengeluaran yang dimana hal itu harus Anda hindari sebaik mungkin. Memang benar, risiko bisa datang kapan saja, oleh sebab itu Anda harus mengelola keuangan perusahaan secara profesional.
Salah satu hal yang bisa Anda lakukan dalam mengurangi risiko yaitu mengurangi meminjam hutang ke lembaga peminjaman uang atau lainnya yang berupa hutang karena ada beban bunga yang harus Anda bayarkan tiap bulannya. Tentu beban bunga ini menjadi pengeluaran serius yang harus Anda tanggung.
Jika Anda membutuhkan modal untuk operasional perusahaan, lebih baik tawarkan mekanisme kerja sama usaha yang saling menguntungkan dan perhatikan juga durasi kerja samanya. Tidak sedikit pelaku usaha pemula yang kerap memilih jalan pintas permodalalan dengan jasa pinjaman yang berbunga besar. Akibatnya, dalam perjalanan usaha, laba tidak bisa memutar operasional bisnis.
5. Mengontrol Kelancaran Kas
Mengontrol arus laju kas adalah strategi mengatur keuangan perusahaan yang tidak boleh Anda abaikan. Apalagi jika perusahaan Anda termasuk perusahaan berskala besar, pengontrolan terhadap arus kas harus diprioritaskan.
Tidak sedikit pelaku usaha pemula yang mempersepsikan sama tentang kas dan laba. Laba adalah angka yang muncul di laporan keuangan Anda pada akhir tahun. Sedangkan kas adalah uang yang Anda miliki saat ini. Dana yang ada di pos kas Anda menentukan apakah Anda bisa membayar beban usaha termasuk gaji, tagihan supplier dan berbagai kewajiban lainnya.
Sejumlah masalah finansial yang timbul biasanya karena kurang bisa mengontrol arus kas yang masuk dan keluar. Kas keluar lebih cepat atau lebih banyak dibanding uang masuk. Hal ini bisa disebabkan perusahaan terlambat melakukan penagihan, pelanggan yang menunda pembayaran, biaya produksi yang membengkak, dan sebagainya.